resep sederhana bahagia :D

akhirnya uts selesai, dan masih banyak hal lain yang akan di lakukan.

saya ingin sedikit membagi sebuah cerita tentang bahagia. bahagia adalah sesuatu yang amat dekat dengan kita. aristoteles seorang filsuf mengatakan bahwa tujuan manusia adalah kebahagiaan.

pertanyaan sederhana yang sering menghantui manusia adalah, bagaimana cara kita bahagia? apakah dengan menonton comedy? berkumpul dengan orang yang dicintia? mendapat apa yang kita inginkan? memberi kesesama?

Robert Frager, Ph.D  seorang sufi , spiritual guide ahli transpersonal psychology.

kala itu ia tengah berbincang dengan seorang muridnya.

kisah ini di mulai dengan pertanyaan dari muridnya, apa bedanya sufi dan muslim?

“islam seperti halnya banyak agama lain berfokus pada praktik luar, bagaimana anda berdoa, bagaimana anda berperilaku secara etis dan sesuai moral. sementara menurutnya sufisme adalah sesuatu seperti tradisi mistis besar dunia yang berfokus pada pengalaman dalam, gurunya dulu pernah berkata, siapapun bisa belajar bedoa, siapapun bisa belajar beribadah, tapi sufisme memiliki pengertian yakni mengembangkan hati yang bisa berdoa.”

“bisakah kamu berdoa dari dalam?”

“bisakah kamu berdoa dari rasa syukur, dengan cinta dari dalam hatimu?” dengan rasa yang terhubung kepada tuhan? bukan hanya dari luar.

lalu muncul pertanyaan, bagaiamana cara anda melalukakan hal itu ?

dengan simple ia menjawab “lot of practice. ” :), salah satunya adalah dengan melatih rasa syukur, berpikir dengan semua pemberian yang ada pada kita, bersyukur untuk apa yang kita miliki.

murid tadi menyanggah

“sulit untuk bersyukur ketika kita di hadapkan sesuatu yang tidak kita inginkan.”

“Ya, tapi hanya ego mu yang tidak menginginkannya, ya itu adalah penghalang terbesar kebahagiaanmu, yaitu ego mu sendiri. ”

ada sebuah cerita tentang sebuah keluarga petani yang selalu mengeluh akan keadaan mereka. suatu hari keluarga tersebut menemui seorang sufi.

“hidup kami berantakan, kami memiliki rumah yang kecil dengan satu kamar, anak kami 3 orang,  tempatnya sangat sesak, tidak cukup untuk kami dan kami tidak memiliki uang untuk membangun yang lebih besar “. apa yang bisa kami lakukan?

mendengar keluhan dari keluarga tersebut, sufi pun berpikir sejenak. selang beberapa saat kemudian sang sufi menanggapi.

“apakah kalian memliki ayam.?”

kata mereka, “tentu saja kami seorang petani pasti memiliki ayam.”

“masukan ayamnya kerumah, temui saya satu minggu lagi .”

seminggu kemudian keluarga tersebut datang dengan muka kusut, kesal dan berantakan. “hidup kami jauh lebih buruk sekarang, semuanya berantakan, ayamnya berada dimana-mana.”

sufi berkata” apakah kalian punya kambing ?.”

“ya.”

kata sufi . ” masukan kambingnya kedalam  rumah, dan temui saya satu minggu lagi.”

seminggu kemudian mereka kembali, dengan raut kekesalan, marah dan kecewa, tapi mereka mengikuti perintah dari sufi tadi, dan kata mereka ” itu buruk sekali, kambing dimana-mana, memakan beberapa perabot, mengunyah pakaian, itu sangat buruk.”

sufi berkata lagi, “apakah kalian punya sapi .”

“ya tuhan !ya.”

/”masukan kerumah dan temui aku seminggu lagi .”

seminggu berikutnya mereka kembali dengan keadaan sangat berantakan. “ini seperti neraka, buruk sekali !”

/ ” sekarang keluarkan semuanya dan temui aku seminggu lagi.”

seminggu berikutnya mereka kembali dengan raut muka bahagia, senyuman dan tidak terlihat wajah murung mereka selama beberapa minggu terakhir.”kami punya ruang , menyenangkan sekali berada di rumah, seperti surga !”

lalu apa yang menghalangi merek? yang menghalangi mereka adalah ego yang menghakimi. yang ingin lebih.

itulah musuh terbesar kebahagiaan kita. jika kamu ingin bahagia, tidak ada siapapun dan apapun yang bisa menghentikanmu. begitu pula jika kamu memilih untuk tidak bahagia, tidak ada siapapun dan apapun yang bisa menghentikanmu. dalam ungkapan lama islam, “ada 70.000 hijab(penghalang) antara tuhan dan manusia (engkau dan aku ) tapi tak ada hijab antara aku dann engkau. 70.000 hijab itu sebenarnya adalah apa yang kita letakan pada diri kita sendiri. sehingga cahaya, kenikmatan, kebahagiaan jiwa, tak tersedia bagi kita. bukan karena kita tidak mendapatkannya, tapi karena kita menutupinya dengan kekhawatiran kita dengan pendapat orang lain, pengejaran kita pada hal duniawi yang bersifat sementara.

lalu sang murid bertanya, bagaimana cara kita membuka hijab demi hijab yang ada di diri kita.?

–> kita semua punya narsisme di dalam diri kita, kita cenderung lebih terlalu banyak mencintai dari kita sendiri, dan tak cukup untuk mencintai orang lain. bahkan rasa cinta pada diri sendir menghalangi kita dari mencintai orang lain. kita perlu lebih sedikit untuk mencintai diri kita dalam arti narsistis tersebut, dan lebih banyak mencintai orang lain.

narcissus jika kita ingat tentang mitologi yunani adalah pria yang tidak bisa mencintai, ia di ceritakan menolak mencintai peri echo. karena itu ia dikutuk untuk mencintai hanya dirinya sendiri, suatu hari setelah di kutuk ia pergi mengunjungi sebuah danau, dan sangat di kala itu ia melihat bayangan dirinya di air danau yang jernih, ia amat terpikat akan bayangan dirinya sendiri. ia tak bisa melihat apapun yang lain, sehingga ia duduk dan melihat bayangannya, samapai ia mati karena kelaparan. dan akhirnya berubah menjadi bunga narsis (bunga bakung).
tanpa kita sadari kita sedikit mirip dengan narcissus kita membiarkan diri kita mati kelaparan dari makanan emotional sejati. membuat diri kita lapar dari cinta sejati.  jadi banyak hijab (penghalang) yang berhubungan dengan narsisme esensial yang kita miliki.

oke baikalah saya akan beri resep sederhana agar lebih bahagia.

1.lebih banyaklah melayani orang lain. tapi cintai dan layani mereka, jangan layani karean keharusan atau mengharap imbalan.  tapi dengan sungguh-sungguh melayani orang lain. guru sufi saya dulu pernah berkata ” dunia adalah musuh spiritualmu jika kau meletakannya antara dirimu dengan tuhan.” “dunia adalah teman spiritualmu jika itu mengingatkanmu tentang tuhan.” setiap pelangi bisa mengingatkan dirimu akan keindahan ilahi.

apa yang membuat kita tidak bahagia ada di dalam diri kita. bukan di luar, dan itu adalah ego kita, yang egois dan fokus pada diri kita sendiri. ego dalam bahasa lati berarti “aku”. yaitu sesuatu yang tepisah dari dunia lainnya. sehingga kita berfikir bahwa kita terpisah dari orang lain dan kita merasa kesepian.  makin kita mengatasi hal tersebut, makin kita menyadari bahwa kita sebenarnya bagian dari dunia. apa yang kamu inginkan sebenarnya adalah apa yang aku inginkan. dan jika aku bisa menyentuh bagian itu darimu, aku juga bisa membangkitakan bagain yang sama dengan dalam diriku.  filsuf besar yahudi Martin Buber berkata  dengan sangat baik, katanya “kebanyakan orang hidup dengan jalinan hubungan aku-ini.” kita memperlakukan orang lain sebagi objek untuk mendapat apa yang kita inginkan sebenarnya, menurutnya, hubungan yang sebenarnya adalah “aku-engaku”. “ebgkau” berarti kita berhubungan dengan cara yang sama jika kita berhubungan dengan tuhan atau wali jika kita bertemu mereka. tapi kita bisa menjalankan hubungan tersebut dengan semua orang.

pesan terakhir saya adalah . untuk lebih memahami mengingat, hubungan yang lebih dalam dengan karakter spiritual anda. coba katakan bismillah / bismillahirohmanirohim sebelum melakukan sesuatu.  katakanlah, dengan nama tuhan yang maha pengasih dan penyayang.  tuhan, sumber dari segala kebaikan segala hal baik.  tuhan yang maha pengasih. dengan namamu biarkan aku bertindak. menurutku itu akan membantu.  dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. tentunya bukan kata-katanya, tapi artinya yang penting.

 

terima kasih.

 

 

5 thoughts on “resep sederhana bahagia :D

  1. dan manusia harus melatih kekuatan mereka bernama “kemampuan mendengar” agar ia siap mengkritik dan siap dikritik sehingga bisa menjelma menjadi seseorang yang memiliki value

Leave a Reply to abang maroon Cancel reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.