yara yang cerdik
Suatu hari, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ibu yang memiliki dua orang anak, keluarga ini tinggal di sebuah desa yang damai dan di penuhi dengan keceriaan sepanjang hari, bunga yang mekar setiap hari, desiran angin yang menyejukkan serta penduduk desa yang ramah. Dua orang anak itu bernama Yara dan adiknya Afif, Yara merupakan gadis kecil yang sangat periang dan juga baik hati, seorang anak yang rajin dengan kegemarannya membaca buku, rajin membantu pekerjaan ibu dan tidak pernah mengeluh, sementara adiknya Afif yang baru berumur 5 tahun merupakan seorang anak yang lincah dan cenderung cerewet, mereka di besarkan oleh seorang ibu yang sangat tangguh karena ayah mereka merupakan seorang pelaut dan hanya bisa kembali setiap 3 bulan sekali, maka peran Ayah lebih sering ditanggung oleh ibu.
Suatu hari Yara diminta tolong oleh ibunya untuk mencari kayu bakar di hutan. Namun ibu berpesan kepada Yara untuk tidak memasuki hutan bagian dalam, karena berdasarkan pengalaman warga sekitar ada seekor binatang yang mengerikan didalam sana, binatang tersebut seringkali bersuara aneh ketika malam hari, konon siapa saja yang memasuki hutan bagian dalam tersebut maka kecil kemungkinan dapat kembali dengan selamat, beberapa diantaranya ada yang hilang, mitosnya adalah hilang karena dimakan binatang itu. Menurut cerita yang beredar di kalangan warga sekitar binatang tersebut adalah banteng sakti penjaga hutan.
Ketika Yara sedang bergegas menuju hutan adiknya, Afif bersikeras untuk ikut bersama Yara. Berkali-kali ibu melarang Afif, namun karena rasa iba Yara kepada adiknya, akhirnya Afif diizinkan Ibu ikut bersama Yara.
“tapi kamu janji akan selalu berada dibelakang kakak ya ? “ pesan Yara kepada Afif
“siap kakak ku “ jawab Afif sambil mengancungkan jari jempolnya
“awas kalo kamu berkeliaran di dalam sana ya, kalo kamu di makan banteng kan kakak yang repot “ ujar Yara sambil memegang tangan Afif
“repot dimarahin ibu ya kak ?, hehe “ cengir Afif menjawab kakaknya
ketika didalam hutan, Yara mulai mengumpulkan kayu bakar yang sudah siap dibawa pulang. Sedangkan Afif melihat tanaman dan binatang kecil disekitarnya. Ternyata ada kupu-kupu yang begitu indah, perpaduan warna ungu dan hijau di tubuh kupu-kupu tersebut menarik perhatian Afif.
“Kak, lihat kupu-kupu ini. indah sekali ya “ Afif menunjuk kearah kupu-kupu tersebut
“iya, kamu jangan jauh jauh mainnya fif “ ucap Yara sambil mengambil kayu tanpa menoleh ke arah Afif
“iya kak” balas Afif sambil mengangguk
Perlahan Afif hanya melihat saja, namun karena terlalu terpesona oleh keindahan kupu-kupu tersebut, Afif mengingkari pesan kakak nya. Ia mengikuti arah kupu-kupu tersebut terbang, tanpa menghiaraukan kakaknya .
Ketika Yara sudah selesai mengumpulkan kayu, tiba-tiba ia merasa aneh, ia tidak mendengar gerak-gerik adiknya. ketika ia menoleh kebelakang, Afif tidak ada. Yara kaget dan gusar.
“Afif.” panggil Yara sambil menoleh kebelakang
“Afif, kamu dimana? Afif? Afif?” dengan nada sedikit berteriak, Yara menjadi semakin takut. Bagaimana jika Adiknya tersesat. Yara langsung bergegas mencari ke dalam Hutan, tidak ada rasa takut dalam dirinya. Teriakan Yara terdengar sampai ke desa, hal ini justru menimbulkan kekhawatiran bagi warga desa, terutama Ibu mereka.
Ketika Yara berlari kesana-kemari, tiba-tiba Yara mendengar suara teriakan Afif. Ternyata Afif mengejar kupu-kupu tersebut dan tersesat di dekat tempat istirahat nya si Banteng. Ketika melihat Banteng tersebut, Afif langsung berteriak.
“Kakak! “teriak Afif
Yara langsung bergegas menuju sumber suara, sesampainya disana ia kaget melihat Afif berhadapan dengan banteng yang sering dibicarakan warga. Afif menangis tersedu-sedu. Sedangkan banteng dihadapannya, sudah siap ingin menanduk badan mungil Afif. Banteng tersebut marah karena telah dibangunkan dari tidurnya oleh teriakan Afif.
Perlahan Yara mencoba untuk mengalihkan perhatian si Banteng tersebut, namun si Banteng tetap saja tidak peduli dengan tingkah Yara. Yara sampai kehabisan akal berlari kesana kemari menarik perhatian si Banteng. Tiba-tiba Yara teringat dengan salah satu buku yang pernah ia baca, yang menceritakan bahwa seekor banteng menyukai warna merah, ketika itu juga mata Yara langsung tertuju kepada Baju yang dikenakan Afif. Ternyata Afif mengenakan baju merah, ternyata itu alasan kenapa si Banteng tidak tertarik pada Yara, melainkan pada adiknya, Afif.
Sekejap itu juga terlintas ide difikiran Yara, yaitu melepaskan baju yang dikenakan Afif dan diikat pada pohon beringin yang sudah tua dan kelihatannya rapuh yang tidak jauh dari mereka. Dengan harapan si Banteng menyerunduk Baju yang diikat di pohon dan tertimpa oleh pohon tersebut.
“Afif, lepaskan baju kamu!” Yara memerintahkan adiknya
“Iya kak, lalu aku apakan baju ini ?” Tanya Afif masih bingung
“lemparkan baju itu ke arahku, akan aku ikatkan baju ini di pohon dan kamu bersembunyi di balik pohon yang lain! “
“baik kak”
Dengan cepat, Yara langsung mengikat baju itu dan melemparkan kayu dihadapannya kearah Banteng tersebut. Karena merasa terganggu dan melihat warna merah di hadapannya, banteng itu langsung menyerunduk baju yang diikat di pohon yang tua dan rapuh tersebut dan pada akhirnya kepala banteng menancap di pohon dan berhasil menggoyangkan pohon tersebut hingga terjatuh menimpanya.
Dari balik pohon lainnya, Yara dan Afif terlihat gembira karena berhasil selamat dari serangan banteng. Banteng yang selalu ditakutkan warga tersebut akhirnya mati. beberapa saat setelah pohon tersebut tumbang, terdengar suara langkah kaki yang berlari dari segala arah. ternyata itu adalah segerombolan warga yang terpaksa harus ke hutan setelah mendengar teriakan Yara dan Afif. Sesampainya warga disana, mereka kaget melihat Banteng yang dibicarakan selama ini sudah tewas dihadapan mereka.
“apa benar ini banteng yang menakutkan itu ?” salah satu warga desa terkejut melihat banteng dihadapannya
“benar paman, itu banteng yang sangat menakutkan. Kak Yara yang membuatnya seperti ini paman. kalau saja kak Yara tidak cepat menyuruhku melepaskan baju itu mungkin aku sudah di serunduk banteng itu paman” jelas Afif yang begitu percaya diri dengan ucapannya
“wah Yara hebat , hidup Yara , hidup Yara !!!” sorak warga penuh bahagia menyaksikan keberanian Yara
Di keramaian tersebut, ibu berlari mendekati kedua anaknya.
“syukurlah kalian tidak apa apa nak, maafkan ibu telah membiarkan kalian begitu saja memasuki hutan ini. Yara anak yang hebat, ibu bangga padamu “suara ibu lirih sambil memeluk Afif dan Yara
“Afif minta maaf karena tidak menuruti perkataan kakak, lain kali Afif akan mendengarkan perkataan kakak, Afif berjanji” permohonan maaf Afif sambil memegang kedua tangan kakaknya
“ini semua Yara lakukan karena Yara sangat menyayangi ibu dan Afif, kamu harus mendengarkan pesan kakak Afif, dengar itu dik “ balas Yara sambil tersenyum memeluk ibu dan Afif
Setelah kejadian itu, perubahan banyak terjadi di desa. Afif menjadi lebih patuh kepada Ibu Ayah dan kakaknya. Afif tumbuh menjadi anak yang baik, ia berjanji akan melindungi kakanya Yara. Hutan yang dulunya ditakutkan oleh warga sekarang menjadi lahan mereka berkebun. Beberapa bagian lain digunakan sebagai taman, tempat warga berkumpul dan bermain, mereka menanami tanaman-tanaman serta buah-buahan yang dapat dinikmati oleh semua warga, dengan begitu perekonomian di desa tersebut menjadi lebih maju, begitu pula dengan cerita banteng yang sekarang sudah tidak terdengar lagi. Kehidupan di desa menjadi lebih aman berkat keberanian Yara, sampai hari ini cerita kepahlawanan atas gadis bernama Yara itu masih selalu diperbincangkan dan memotivasi anak-anak lainnya untuk menjadi pintar dan berani seperti Yara.
♫ Tamat ♫