SOCIOPRENEUR WAREN BUFFET (WORKSHOP_4)
Dalam dunia bisnis beliau adalah sosok yang sangat tenar, Warren Buffet adalah seorang pengusaha sukses dengan kekayaan hampir 1000 Trilyun jika dirupiahkan. Data Forbes terkini juga mencatat Warren Buffet sebagai orang ke-3 paling kaya di dunia. Kekayaannya terus bertambah karena kecerdikannya dalam menganalisis pergerakan investasi dengan cermat, serta dirinya yang gigh serta keberaniannya mendobrak norma-norma bisnis tradisional.
Buffet terkenal dengan bisnis investasinya di berbagai sektor seperti rel kereta api, ansuransi, dan energi. Berkshire Hathway adalah salah satunya, dan saham Warren Buffet dikenal sangat mahal di pasar modal (Merdeka.com).
Perjalanan Warren Buffet
Warren Buffet lahir di Ohama, Nebraska, AS pada tanggal 30 Agustus 1930 dengan nama lengkap Warren Edward Buffet. Pada tahun 1951-1954 ia menempuh studinya di Columbia Graduate Business School hingga mendapatkan gelar Master. Ia kemudian bekerja sebagai salesman investasi di Omaha.
ia pun pindah ke New York dan bekerja sebagai analis sekuritas di Graham Newman Coorporation, Setelah mendapatkan gelar kehormatan dari warga Omaha. Ia banyak berkonsultasi dengan orang yang dianggapnya kompeten dan layak dijadikan guru dalam bidang pasar modal, kemudian Buffet kembali ke Omaha untuk mengelola dana milik orang-orang kaya di sana.
Perusahaan yang dibangun dengan modal US$ 100 ini akhirnya dijual dan dibubarkan padahal para investornya tersenyum puas karena mampu mengantongi keuntungan 30,4 persen per tahunnya. Meskipun demikian, ia tidak berdiam diri dan tetap bekerja, sehingga akhirnya pada tahun 1965 ia membeli saham Berkshire Hartaway dengan harga US$ 8 per lembar. Ia berhasil menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut setelah pengelolaan ditangannya selama 3 tahun. Ia menginvestasikan uang perusahaan dengan membeli utilitas, perusahaan permata, perusahaan asuransi, serta makanan melalui Berkshire Hartaway, sehingga uang tersebut tidak dibiarkan tenang begitu saja. Di tangan Warren Buffet, perusahaan terus mengalami kemajuan.
Meskipun ia memiliki kekayaan yang berlimpah yang memungkinkannya untuk hidup mewah, Warren Buffet malah tinggal di kawasan Dundee, Omaha yang dibelinya di tahun 1958 dengan sederhana. Sebagai seorang pengusaha sukses dan kaya ia tidak menghamburkan uangnya untuk suka ria sehebat pengusaha lainnya, ia tetap bersikap rendah hati dan sederhana. Ia bahkan tidak ingin anaknya menjadi anak manja dan hanya mengandalkan kekayaan orang tua saja. Oleh karena itu Buffet tidak berkeinginan menurunkan kekayaannya kepada anak-anaknya. Ia ingin anaknya sukses dengan usaha sendiri.
Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari seorang Buffet. JIka biasanya orang mengatakan bahwa sifat alami manusia adalah tidak pernah puas, apalagi tentang kepemilikian harta dan gaya hidup, maka tidak demikian untuk Buffet. Sekalipun ia dapat meningkatkan kemewahan hidupnya, ia tidak memilih untuk terpedaya oleh kekayaan. Ia bahkan punya rencana untuk menyumbangkan kekayaannya sebesar 85 persen untuk yayasan amal milik Bill Gates beberapa sumber menyatakan ia akan menyerahkan 99% hartanya untuk umat manusia.
Kita dapat melihat betapa tingginya jiwa sosial dari seorang Buffet, jangankan ketika masih hidup, bahkan kematiaannya pun juga direncanakan akan melakukan amalan. Ia juga tercatat sebagai penyumbang terbesar dalam sejarah Amerika dengan mendonasikan 10 jyta sahamnya kepada Gates Foundation.
Jika biasanya orang tidak menyukai golongan yang terlampau kaya karena mereka biasanya hanya menumpuk kekayaan sedangkan banyak orang lain kelaparan, maka berbeda dengan Buffet yang seperti dijelaskan sebelumnya, ia banyak menyumbangkan kekayaannnya untuk kemanusiaan. Ia tidak bernafsu tinggi untuk menggunakan seluruh kekayaannya untuk kesenangan atau ketakutan akan sakit dikemudian hari sehingga menumpuk kekayaannya. Kesederhanaan Buffet bukan hanya sebuah pencitraan, ketika bepergian ia tidak mendapat pengawalan. Walaupun ia menikmati hidangan terbaik di dunia ia bahkan lebih memilih makan burger dan kentang goring dengan minuman dingin yang hanya merupakan makanan yang terjangkau.
Seorang socioenterpreneur adalah wirausahawan yang menjalankan bisinis atau usaha dengan tetap memberikan dampak postif bagi sosial dan lingkungan. Memang tidak banyak literature yang menyatakan bahwa perusahaan yang dipegang oleh Buffet merupakan perusahaan hijau yang mendukung kelestarian alam, perusahaan yang bertekad berkontribusi bagi masyarakat, atau visi-visi perusahaan lainnya yang memang tidak semuanya namun sebagian hanyalah berhenti pada tataran pencitraan, dan slogan-slogan tersebut terkadang abstrak sehingga pelaksanaannya ataupun pelanggarannya aman bagi si pemilik perusahan. Namun, meskipun Warren Buffet tidak banyak muluk-muluk mengatakan kebaikannya, dunia sudah menyoroti itu. Apa yang ia lakukan sudah melampaui apa yang disebut sebagai socioenterpreneur. Hujatan akan keegoisan kapitalisme tidak berlaku bagi seorang Buffet yang bahkan ada yang berpendapat bahwa ia mirip seorang sosialis karena komitmennya akan kesejahteraan umat manusia yang ia buktikan langsung secara nyata.
Buffet tidak hanya menyibukkan diri dengan usaha memperbesar keuntungan sahamnya yang juga sebenarnya keuntungannya banyak yang ia donasikan, Bufffet juga merupakan pengurus Yayasan Gates ayng mendukung berbagai proyek termasuk pembasmian polio, dan pemberian pinjaman kecil serta beasiswa universitas. Buffet juga menghimbau kepada milyuner Amerika untuk menyisihkan setengah dari kekayaan untuk badan amal.
Seperti yang disampaikan pada materi PMW terkait bisnis sebagai alat, maka aplikasi nyata dan luar biasanya dapat dilihat disini. Buffet menggunakan bisnisnya untuk beramal.
Sumber:
Merdeka.com
m.Republika.co.id/berita/breaking-news/international/10/07/04/122999-warrem-buffet-sumbang-rp-14-5-trilyun-untuk-amal